Menetapkan Nama Allah dengan Dalil - Ustadz Johan Halim,M.H.I

https://youtu.be/exVXhQ0Ujdc

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillhi Rabbil'alaminWassalatuwassalamu'ala Nabinal Karim Wa'alaalihi Washahbihi Azma'in amma Ba'du Khutl Iman

Dalam memahami Al Assamul sifat para ulama menjelaskan banyak sekali kaidah dan prinsip yang perlu kita pegang, itu berdasarkan dalil-dalil yang shahih, salah satu prinsip atau kaidah yang mereka ajarkan kepada kita adalah Asmaullahi ta'ala mabniyatunnabtaukihif, nama-nama Allah SWT. bersifat taukifiq maksud nya adalah kita tidak boleh menamakan Allah Tabaraka Wata'ala kecuali dengan nama-nama yang Allah Tabaraka Wata'ala telah kabarkan kepada kita melalui Al-Quran atau melalui Rosulullah SAW Al Hadist-Hadist yang Shahih, jadi nama-nama Allah Tabaraka Wata'ala kita ambil terbatas yang ada dalil dari Al-Quran maupun Assunnah

Ini adalah perkara yang di sepakati, Allah Tabaraka Wata'ala nama-nama di antaranya adalah Ar-Rahman Ar-Rahim Al-Malik kemudian As-Somad itu semua ada dalil nya d dalam Al-Quran maka kita menyeru Allah Tabaraka Wata'ala menamakan Allah Tabaraka Wata'ala dengan nama-nama tersebut. 

Adapun beberapa nama yang dicontohkan beberapa ulama seperti misalkan An-Nasir (penolong) Ar-Rasyid atau Al-Hadi(yang memberi petunjuk) Ad-Dalil(yang memberi petunjuk dengan maknanya) Al-Mu'ti(yang memberi). Ini semua memang kita boleh menggunakan ungkapan-ungkapan untuk mengabarkan tentang sifat Allah Tabaraka Wata'ala bahwasannya dia adalah pemberi petunjuk, dia adalah pembimbing, pemberi anugrah, namun menyeru Allah dengan ungkapan-ungkapan ini sebagai bagian dari Al-Asma Al-Husn, ini tidak diperbolehkan karena tidak ada dalil yang menunjukkan bahwasannya misalkan An-Nasir itu adalah Al-Asma Al-Husna sehingga para ulama tidak menggolongkan An-Nasir yang bermakna penolong kedalam Al-Asma Al-Husna karena tidak ada dalil yang menyebutkan akan hal tersebut. walaupun secara makna benar, Allah itu maha penolong hamba-hambanya yang beriman

kita boleh menyebutkan Allah itu maha penolong, namun menjadikan An-Nasir sebagai bagian dari Al-Asma Al-Husna ini bukan dari nilai yang dimasuksudkan dengan kaedah ini.nama nama Allah Tabaraka Wata'ala itu bersifat terbatas kepada dalil yang datang kepada kta dari Al-Quran dan As-Sunah yang Sahih bahwasannya itu bagian dari nama-nama Allah Tabaraka Wata'ala maka merupakan suatu bentuk kesalahan misalkan kita menjuluki Allah Tabaraka Wata'ala atau menamakan Allah dengan nama-nama yang Allah sendiri tidak menamakan dirinya degan hal tersebut, contoh misalkan ada ungkapan orang sekarang Allah itu maha itu maha sutradara dan perancang disigner alam ulung semesta jika itu digunakan untuk menamakan Allah Tabaraka Wata'ala dengan nama-nama tersebut, maka ini sesuatu yang terlaranag karena berdasarkan kaidah ini nama-nama Allah Tabaraka Wata'ala harus ada dalil nya dari Al-Quran ataupun dari hadist-hadist Rosulullah SAW yang sahih 

Demikian semoga bermanfaat

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Komentar

CCNA

Singkatnya Kehidupan Dunia

Pahala Besar Menahan Amarah - Ustadz Ahamd Firdaus L.C

Menjadi Guru Teladan - Materi Pengasuhan Ustadz Choir