Cara Memandang Kehidupan Dunia


 

Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh,

Alhamdulillahi Rabbil’alamin,

Khutl iman Warahmani Warohimkumullah

Ini adalah silsilah perjalanan setelah kematian, Abdullah Ibnu Mas’ud r.a meriwayatkan sebuah kisah yang mengharukan, Suatu ketika kami menyaksikan Rosulullah SAW tertidur di atas hasir, diatas tikar yang dianyam dari pelepah kurma. Ketika beliau bangun, terlihat di lambung beliau bekas anyaman tikar tersebut yang membekas, sungguh mengharukan.

 Seorang manusia yang paling mulia di muka bumi, yang pernah dilahirkan di muka bumi, tidur di atas tikar yang sangat sederhana. Para sahabat terharu ketika itu, maka kami berkata kepada Rosulullah SAW : Wahai Rosulluh SAW mungkin sebaiknya kami membuatkan untuk engkau tempat tidur yang layak dan yang empuk. Maka apa jawaban Rosulullah SAW : apasih dunia itu untukku? Aku tidak cinta kepada dunia ini, hatiku tidak erkait dengan dunia ini.

Kemudian Rosulullah SAW memberikan permisalan keberadaan beliau di dunia ini, seperti seorang yang tengah berperjalanan jauh mengembara, kemudian di timpa kelelahan, dia ingin beristirahat sejenak, di menemukan pohon yang rindang, kemudian dia berhenti di sana beristirahat sejenak untuk kemudian meninggalkan pohon tersebut dan melanjutkan perjalanannya, demikianlah keberadaan kita permisalan keberadaan di dunia ini hanya sementara, Rosulullah SAW mempermisalkannya seperti seseorang sedang berpergian jauh atau safar ke suatu tujuan.

Tujuan utama kita adalah kampung akhirat, itu rumah kita. Maka sebagaimana orang yang sedang berpergian jauh tentu dia tidak ingin memberatkan dirinya selama perjalanan dengan beban-beban yang berat, karena itu semua akan di tinggalkan dia tidak ingin menetap di tempat persinggahan atau di tengah jalan karena itu akan dia tinggalkan, mereka juga tidak ingin membawa beban yang berat, maka demikian pula perjalanan kita di dunia ini,

Jangan pernah mau membawa beban-beban yang berat berupa dosa dan juga kemaksiatan, demikian-demikian juga dosa kedzoliman kepada orang lain, itu adalah beban di hari kiamat. Kemudian kita juga tidak bolah lupa, bahwasannya tujuan kita adalah akhirat.

Maka kita harus menggunkan dunia ini untuk kepentingan akhirat kita, untuk menambah bekal kita, bukan justru membuat dunia ini seolah-seolah kita akan tinggal selama-lamanya di dunia. Jika demikian sikap kita, maka sungguh apa yang kita bangun di dunia ini, apa yang kita kumpulkan, kelak dia akan menjadi penyesalan di akhirat.

Kesimpulannya, di dunia ini ada dua hal yang harus kita perhatikan, pertama janganlah membangun sesuatu atau memakmurkan sesuatu di dunia ini yang kelak akan menjadi penyesalan bagi kita, yang kelah itu akan kita tinggalkan tanpa memberikan manfaat sedikitpun di akhirat. Kemudia yang kedua jangan pernah mau membawa beban yang berat ke dalam perjalanandan beban tersebut adalah dosa dan kemaksiatan.

Semoga Allah Tabaraka Wata’ala memberikan Taufik

Komentar

CCNA

Singkatnya Kehidupan Dunia

Pahala Besar Menahan Amarah - Ustadz Ahamd Firdaus L.C

Menjadi Guru Teladan - Materi Pengasuhan Ustadz Choir