Bullying at Pesantran



A. Latar Belakang Masalah

    Manusia adalah mahluk sosial, oleh karena itu manusia juga membutuhkan manusia lain untuk hidup. Pada hakikatnya manusia itu butuh kenyamanan dalam berinteraksi dengan manusia lainya, apabila seseorang mengalami suatu kejadian yang membuat tidak nyaman dalam berinteraksi, Maka bisa dipastikan seseorang tersebut akan menghindari keadaan yang tidak nyaman itu, seperti perilaku bullying.

    Di dalam kehidupan sosial, permasalahan yang muncul dalam diri seseorang biasanya karena pengaruh lingkungan. Permasalahan ini bisa dialami oleh siapapun. Contoh kongkretnya adalah masalah perilaku bullying. Bagi sebagian orang peilaku bullying dianggap biasa saja, namun ada seseorang yang merasa terngganggu dengan perilaku tersebut, karena hal ini bisa menimbulkan masalah psikologis.

    Dampak dari masalah itu antara lain, mudah marah, takut, malu, tidak percaya diri, dan sebagainya. Anehnya, lebih banyak orang yang tidak menyadari hal ini, karena perilaku bullying bagi pelaku bullying adalah perilaku yang biasa terjadi di sebuah pertemanan. Begitu juga santri yang pernah mengalami perilaku bullying di pondoknya, banyak santri yang mengalami hal tersebut tetapi pelaku tidak menyadari bahwa tindakan tersebut masuk kedalam perilaku bullying yang dimana akan mempunyai efek samping seperti yang sudah dijelaskan diatas.

    Banyak santri yang kurang mempunyai keberanian untuk mengungkapkan masalahnya tersebut kepada pengurus atau seseorang yang berada di sekitarnya di karenakan begitu besarnya tekanan yang ia terima dari prilaku bullying itu sendiri, sehingga santri cenderung lebih memilih untuk menyediri, menjauhi teman temanya tersebut. Banyak juga keluhan Santri yang boyong atau pulang kampung di karenakan mereka tidak merasakan nyaman ketika berteman dengan teman satu Pondoknya, karena teman yang lebih dulu mondok di Pesantren itu melakukan perilaku Bullying ada dirinya.

 

Bullying dapat dibagi menjadi beberapa tipe tindakan yaitu,

1) Teasing (sindiran), seperti mengejek, menghina, melecehkan, meneriaki dan mengganggu korban melalui alat komunikasi.

2) Exclusion (pengeluaran), yaitu kondisi yang berkaitan dengan mengucilkan korban secara social seperti mengeluarkan korban dari grup teman sebaya, tidak mengikut sertakan korban dalam percakapan dan tidak mengikut sertakan korban dalam permainan.

3) Physical (fisik), seperti memukul, menendang, menjambak, mendorong, mengganggu dan merusak barang milik korban.

4) Harassment (gangguan), yaitu kondisi yang berkaitan dengan pernyataan  mengganggu dan menyerang tentang masalah seksual, jenis kelamin, ras, agama dan kebangsaan. 


B. Contoh Kasus

a. Bullying secara verbal, perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual terror, surat-surat yang mengintimidasi tuduhan-tuduhan yang tidak benar kasak kusuk yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya. Dan ketiga jenis bullying, bullying dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan dan bullying bentuk verbal akan menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.

b. Bullying secara fisik yang termasuk dalam jenis ini ialah memukul, menendang, menampar, mencekik, menggingit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan mudah dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain.

c. Bullying secara relasional adalah pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian pengucilan atau penghindaran. perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang bersembunyi seperti pandangan yang agresif. Lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek bullying dalam bentukini cenderung perilaku bullying yang paling sulit di identifikasi dari luar bullying secara relasional mencapai puncak kekuatannya di awal masa remaja.

d. Bullying elektronik merupakan bentuk perilaku yang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik seperti computer, hanphone internet, website, chatting room, email, sms dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan


    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi BullyingBully dipengaruhi temperamen dan kepribadian dengan kontrol yang rendah. Perilaku agresif dan impulsivitas sering diasosiasikan dengan perilaku Bullying. Ketidakpedulian serta rendahnya self esteem dan kurangnya assertion(ketegasan).

    Faktor keluarga yang menyangkut faktor kualitas hubungan orang tua dengan anak, yang penggunaan hukuman fisik di rumah, dinilai sangat signifikan dengan faktor resiko terjadinya bullying.

 

C. Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah

Bedasarkan faktor-faktor diatas, dapat kita siapkan cara untuk mengurangi kemungkinan atau pencegahan agar tidak menjadi sasaran tindakan bully.

1. Bantulah anak kecil dan remaja menumbuhkan self-esteem (harga diri) yang baik. Anak ber-self esteem baik akan bersikap dan berfikir positif, menghargaidiri sendiri, menghargai orang lain, percaya diri, optimis, dan berani mengatakan haknya.

2. Mempunyai banyak teman bergabung dengan grup berkegiatan positif atau berteman dengan siswa yang sendirian.

3. Kembangnya keterampilan sosial menghadapi bullying, baik sebagai sasaran atau sebagai saksi, dan bagaimana mencari bantuan jika mendapat perlakuan bullying. Para siswa perlu memahami bahwa pelaku bullying biasanya ingin melihat targetnya menjadi emosi. Jadi sangat penting untuk bersikap tetap tenang dan jangan membuat bully senang karena bisa membuat korban marah.

4. Temui seseorang yang kamu percaya dan beri tahu pada mereka apa yang terjadi padamu.

5. Kalau bullying terjadi di sekolah, beri tahu seorang guru atau penasihat sekolah dan tanyakan apa yang bisa dilakukan untuk menindak lanjuti hal itu.

6. Bisa jadi sekolahmu punya kebijakan tentang bullying dan ada langkah-langkah untuk menanganinya.

7. Jangan takut untuk melaporkan tindakan bullying pada pihak yang punya wewenang. Kalau kamu berani, tandanya kamu menyelamatkan dirimu sendiri dan korban bullying lainnya.

8. Kalau bisa saat mulai ada tanda-tanda bullying kepadamu tunjukkan sifat berani dan percaya diri agar pembully berpikir ulang untuk melakukan tidakan itu padamu berulang kali.

Contoh bagaimana menghadapi bully.

1. Periksalah bagaimana cara bersikap, jalan menunduk dan gelisah menunjukkan tidak percaya diri.

2. Berjalanlah secara tegak dan percaya diri. Pelaku bullying memilih orang yang mereka pikir tidak percaya diri dan takut terhadap mereka.

3. Bergabunglah dengan group atau bertemanlah dengan siswa yang sendirian, jangan membawa barang mahal atau banyak uang

Komentar

CCNA

Singkatnya Kehidupan Dunia

Pahala Besar Menahan Amarah - Ustadz Ahamd Firdaus L.C

Menjadi Guru Teladan - Materi Pengasuhan Ustadz Choir